APENSO INDONESIA

header ads

NUMPUK MACET LAMA

NUMPUK MACET LAMA 


Oleh: Gempur Santoso


Saat ini ada dua macam yang semakin menumpuk, yakni: lalu lintas (terutama dalam kota), dan antri berangkat haji. 

Numpuk Pertama.

Pemerintah daerah perkotaan atau kabupaten penyangga kota. Telah melebarkan jalan. Tetapi kemacetan di jalan raya selalu terjadi. Terutama saat jam berangkat kerja dan pulang kerja. Biasa dikatakan padat merayap.

Setiap orang dalam mencari nafkah (kerja) pasti butuh transportasi. Bisa pakai mobil pribadi, sepada motor, ataupun mobil-motor online.

Terutama kendaraan sepeda motor di jalanan, semakin padat. Tak ketinggalan juga kendaraan mobil.

Walau pemerintah daerah juga telah mengatur angkutan umum (masal). Tetap ada kemacetan.

Mengapa jalanan macet? Mengapa kemacetan lalu lintas belum terselesaikan?. Padahal ruas jalan pun telah dilebarkan. Ahli transporasi diduga telah tahu penyebab dan penataannya sistem jalan raya.

Secara awan, diduga. Karena mudahnya pengadaan (hutang kridit motor-mobil). Maka kendaraan di jalan semakin menumpuk banyak.

Padahal di sisi lain penduduk perlu kendaraan untuk aktivitas kerja termasuk ke sekolah.

Kemudahan kridit kendaraan ini,  volume kendaraan membludak menjadikan macet.

Diduga. Volume kendaraan tak dibatasi. Tak ada batasan rasio lebar jalan dan  kendaraan di jalan. Maka, Kedaraan semakin banyak - membludak - numpuk. Macet.

Numpuk Kedua.

Jaman dulu. Kalau mau naik/berangkat haji. Tahun ini daftar, tahun depan sudah bisa berangkat haji. Sebab, bila tahun ini untuk kuota tahun depan sudah penuh, pendaftaran haji ditutup. Begitu sistem dibuat untuk tahun selanjutnya. Tidak numpuk.

Saat ini. Juga beberapa tahun lalu. Siapa saja mau daftar berangkat haji, bebas. Kalau sudah dapat porsi haji dari Kemenag (kementrian agama) sudah dapat antrian kapan diberangkatkan.

Antrian berangkat haji ini. Awalnya langsung tahun depan berangkat. Kemudian mundur dua tahun berikutnya berangkat. Kemudian antri tiga tahun berikutnya baru bisa berangkat haji. Dan, seterusnya tahun semakin mudur bisa berangkat haji. Sesuai antrian.

Antrian berangkat haji ini semakin lama. Semakin menumpuk. Ada yang antri sekitar sepuluh tahun baru bisa berangkat haji. Bahkan ada yang antri sekitar dua puluh lima tahun baru bisa berangkat haji. Dan lain-lain antri bertahun-tahun baru bisa berangkat haji. Menumpuk.

Dugaan. Kalau sistem bebas mendaftar haji ini terus begini. Bebas. Asalkan bisa mendaftar, membayar sebesar ketentuan porsinya. Maka, antrian naik haji semakin lama - bertahun-tahun. 

Dugaan. Bahkan baru lahir daftar naik haji, sampai usia tua bahkan habis usia juga belum berangkat haji. Atau, antri naik haji bisa seumur hidup.

Dari dua jenis penumpukan itu. Mudah kredit mobil-motor, dan bebas daftar haji - asalkan bisa bayar. Efek semua itu adalah "penumpukan".

Memang kredit mobil-motor mudah, murah (terjangkau mengangsur). 

Kalau ditotal uang pokok plus bunganya, uang lebih banyak daripada membeli tunai. Jelas pemodal, akumulasi uangnya  semakin banyak dan mudah didapat.

Begitu pula. Mudah mendaftar haji - bebas. Antri semakin lama. Uang pendaftaran pun menumpuk, mudah didapat, semakin lebih banyak.

Itu sangat menguntungkan kapital pemilik modal.

Tapi efek jalan semakin padat dan macet. Efek antri berangkat haji semakin lama bertahun tahun. Itu saat ini menjadi masalah.

Tentu perlu perubahan model atau sistem, agar tak numpuk seperti itu. "Penumpukan" ini membuat tidak nyaman saat di jalan maupun saat antri mau ibadah haji.

Hidup di dunia hanya sekali seharusnya didesain membuat nyaman, ibadah pun nyaman.

Semoga kita tetap menjadi manusia yang suka bersyukur, dan selalu sehat...aamiin yra.

(GeSa)





Posting Komentar

0 Komentar