SANTRI
Oleh: Gempur Santoso
Yang jelas "santri" pasti orang beragama Islam. Muslim.
Di Indonesia banyak agama yang diakui negara. Ada: Islam, Nasrani (Katolik dan Protestan), Budha, Hindu, Konghucu, bahkan ada Kepercayaan. Tetapi setiap orang memeluk salah satu.
Semua rakyat Indonesia beragama. Dan, sesuai Dasar Negara, setiap orang di Indonesia "ber-keTuhan-an Yang Maha Esa". Jelas, tidak semua santri. Tetapi semua juga boleh memperingati "hari santri".
Santri. Mungkin murid di sekolah Islam juga santri. Yang mondok di pesantren juga santri. Yang biasa (sobo)/ibadah di Masjid, Langgar (Mushola) juga santri. Siapa lagi? Monggo.
Di pagelaran wayang kulit. Ada namanya "cantrik". Itu orang yang melayani Dalang. Menyiapkan wayang kulit yang akan di ditampilkan oleh sang Dalang. Biar pedalangannya lancar. Duduknya "cantrik", biasanya di belakang dalang posisi agak turun di bawah Dalang. Intinya "cantrik" membantu sang Dalang.
Dulu. Kalau hajatan pun biasa nanggap (pesan) wayang. Penduduk memiliki hajatan (resepsi) ada yang nanggap wayang, secara sosial dianggap mampu (sugih).
Saat siang hari. Pagelaran wayang diperagakan oleh "Dalang cantrik". Saat malam pagelaran wayang dilakukan Dalang yang asli.
Setiap pagelaran ada cantriknya. Saat siang ataupun malam. "Dalang cantrik" juga di dampingi cantrik. Dalang asli juga di dampingi cantrik. Jadi, tetap bahwa "cantrik" adalah membantu "dalang".
Mungkinkah kata "santri" adalah berasal dari kata "cantrik"? Bila iya berarti "santri" itu membantu "Kyai".
Kata "cantrik" merupakan bahasa Jawa. Di budaya pewayangan. Dulu. Kata "santri" awal juga bahasa Jawa.
Dulu, hampir semua Masjid ataupun Mushola (Langgar), ada Kyainya, sebutannya "mbah Yai. Mbah Yai, itu dulu, selalu menjadi iman sholat, ngajar (mulang) ngaji. Seakan tak sempat pergi jauh karena punya tanggungan (tanggung jawab).
Imam sholat di Masjid dan Mushola adalah Kyai, tetap. Kecuali tempat ibadah "jami", ganti-ganti iman sholat.
Dulu, saat Mbah Yai terpaksa pergi (ada udzur harus pergi), maka "tanggungannya" (sebagai imam sholat dan ngajar ngaji) sementara menyuruh santrinya untuk menggantikannya. Santrinya banyak, hanya yang ditunjuk Mbah Yai saja yang sementara menggantikannya. Semua dilandasi niat ibadah.
Jadi Mbah Yai tak ada waktu "kluyuran" seenaknya. Karena punya tanggungan.
Selamat "Hari Santri", semoga kita sehat selalu dan panjang umur barokah..aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar